TUJUH BELASAN DAN APITAN 2017 DESA PRAMPELAN

  • Nov 01, 2017
  • prampelan

Meriah Peringatan Tujuhbelasan di Desa Prampelan

*Gelar Kirab Budaya dan Kesenian Tradisional

Menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-72, masyarakat Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Demak merayakan dengan penuh rasa syukur. Bukan hanya upacara bendera yang dilaksanakan, namun masyarakat di ujung barat kota Demak ini juga memeriahkan dengan kirab budaya. Seperti apa? ADHI, DEMAK
Meriah Peringatan Tujuhbelasan di Desa Prampelan
BUDAYA BANGSA – Lurah Prampelan (memakai blangkon) memimpin langsung kirab budaya di Desa Prampelan. Adhi/Jateng Pos
KIRAB budaya melibatkan hampir seluruh warga Prampelan yang berlangsung sangat meriah. Ratusan warga tumplek blek di lapangan desa untuk melihat dari dekat festival budaya yang diadakan setiap tahun tersebut. Diawali dengan upacara bendera di lapangan desa yang dipimpin langsung oleh lurah Subhan Mukti kemudian diikuti dengan berbagai macam kegiatan seni. Diantaranya adalah dengan menggelar wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Mas Kliwir Werdoyo dengan lakon Semar Bangun Khayangan. Selanjutnya ada kirab budaya yang mengangkat tema keberagaman dan juga menghadirkan wayang orang. “Untuk memperingati hari lahir Republik Indonesia ini, kami mencoba mengangkat keberagaman budaya di Indonesia ini khususnya di Demak. Diantaranya kami menyuguhkan wayang kulit, wayang orang dan kirab budaya,” jelas Subhan Mukti. “Selain menghibur masyarakat Prampelan, kami juga mencoba untuk turut serta melestarikan budaya asli Indonesia,” tambahnya. Dijelaskan oleh Subhan, bahwa dalam kepemimpinannya kali ini, dirinya ingin membentuk desa yang dipimpinnya ini menjadi Desa Budaya. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab konon desa Prampelan ini merupakan salah satu pusat kebudayaan di Demak, yang kini hanya tinggal cerita belaka. “Selain budaya, potensi Desa Prampelan ini banyak sekali yang belum terekspos, mulai aktivitas ekonomi warga seperti pertanian, ada juga home industri seperti sentra pengasapan ikan, mainan tradisional seperti otok otok dan masih banyak lagi,” imbuhnya. Pihaknya juga berharap warga dapat memaknai HUT Kemerdekaan RI ini dengan penuh jiwa nasionalisme, serta tetap menjaga keutuhan NKRI melalui kebersamaan kerukunan dalam hidup di pedesaan. (*)